SIMBOL, KUASA, & DAMAI: Lived Religion Umat Kristen di Tengah Mayoritas Muslim

Peristiwa sosial yang sempat mengguncang Sumber Pakem pada tahun 2018 menjadi titik balik dalam narasi ini. Ia menunjukkan bahwa harmoni bukan berarti tanpa gesekan, melainkan kemampuan untuk meredam ketegangan melalui mekanisme sosial yang berakar dalam budaya lokal: musyawarah, gotong royong, dan rasa tepo seliro. Dalam ruang-ruang sederhana seperti balai desa, perbedaan yang semula menimbulkan kecemasan perlahan berubah menjadi peluang untuk saling memahami. Dari situlah muncul keyakinan bahwa moderasi sejati lahir bukan dari instruksi, melainkan dari perjumpaan.

Buku ini saya tujukan bukan hanya bagi kalangan akademisi atau peneliti sosial, tetapi juga bagi para pembuat kebijakan, pemuka agama, dan siapa pun yang peduli pada masa depan kerukunan umat beragama di Indonesia. Semoga refleksi dan temuan dalam buku ini dapat menjadi cermin kecil tentang betapa berharganya harmoni sosial yang sering kali lahir dari tempat-tempat yang jauh dari pusat perhatian.